Rabu, 13-6-2012 dan kamis, 14-6-2012
Training
dengan bu Dyah kali ini mengulas tentang karakter. Karakter yang baik sebagai
seorang guru tentunya. Sebagai seorang guru kita harus bisa open-minded,
berpikiran terbuka. Ada beberapa hal yang membuat seseorang tidak bisa
open-minded, antara lain: merasa benar atas hal yang dimiliki, tidak bisa
menerima perubahan, gengsi untuk mengakui ada yang lain yang lebih bagus dari miliknya, tidak mengetahui sisi positif
yang bisa dia dapat dari hal baru tersebut, dan merasa tidak mampu menerima hal
baru.
Dalam training
tersebut kami diminta untuk menilai diri sendiri dan teman yang lain. Apakah
kami sudah open-minded atau belum. Masing-masing dari kami mencoba menilai diri
sendiri. Untuk saya pribadi,saya bisa open-minded, namun ada hal yang saya rasa
masih menjadi kendala dalam kinerja sebagai seorang guru,yaitu sering kali saya
merasa tidak mampu dan minder. Dalam training tersebut saya berusaha
menjelaskan apa yang saya rasakan selama ini, seperti apa yang bu Dyah amati
bahwa saya banyak diam daripada teman yang lain. Saya menjelaskan bahwa saya
banyak diam bukan karena malu, tetapi karena terkadang sulit untuk
mengungkapkan apa yang sudah terkonsep dalam pikiran, adanya perasaan takut
diejek teman ketika saya berbicara hal-hal yang tidak mutu, dan bahkan saya
diam memang karena tidak ada ide sama sekali untuk bicara. Ada beberapa masukan
dari Bu Dyah untuk mengatasi hal itu, antara lain, tidak usah takut terlihat
bodoh di hadapan teman. Ada dua pilihan ketika kita tidak mengetahui suatu hal
yang dibicarakan orang lain. Kita akan membiarkan diri kita tidak tahu dengan
pura-pura sok tahu, atau kita banyak bertanya, dengan tujuan untuk menggali hal
yang kita tidak tahu meskipun harus dengan terlihat bodoh. Semua itu ada
prosesnya, jadi tak perlu takut, dan teruslah belajar dalam rangka
mengembangkan potensi yang ada dalam diri kita. Bu Dyah juga mengatakan
perlunya kita peka terhadap sikap seseorang ketika kita berkomunikasi dengan
orang lain, agar merasa nyaman dan merasa dianggap sebagai lawan bicara yang
sedang diajak berkomunikasi. Kita harus peka terhadap senyumannya, tatapan
matanya, cara duduknya, dll. Amatilah apakah mereka merasa nyaman atau tidak, eye
contact sangat penting dalam berkomunikasi, usahakan melihat lawan bicara
ketika mengajak bicara bukan melihat ke arah yang lain. Tersenyumpun harus ada
batasnya. Jangan tersenyum tanpa alasan yang jelas , dalam artian harus ada
konteks. karena kadang hal itu akan membuat orang lain merasa tidak nyaman dan
berpikir tentang maksud dari senyuman yang “tidak ada konteks”. Sesuatu yang too
much itu tidak baik, sehinggakita harus pandai-pandai memporsikannya dalam
situasi yang tepat.
Training hari
jum’at membahas tentang murid realia yang kebanyakan berumur sekitar 25-40,
dimana umur itu masuk kategori dewasa. Hal yang membedakan antara anak-anak dan
dewasa antara lain, orang yang dewasa mempunyai pengalaman dan pendidikan yang
lebih banyak dari pada anak-anak, cara berpikir dan prinsip juga akan
beberbeda. Hal itu akan mempengaruhi cara dalam proses pembelajaran dari segi
metode, strategi pembelajaran, dan pendekatan. Dalam proses pembelajaran, orang
dewasa akan cenderung tidak mau diperintah, jadi guru harus dapat mensiasati
agar tidak terkesan memerintah, bisa dengan dialog seperti ngobrol biasa namun
bisa mencover target pembelajaran pada saat itu.
Seorang guru juga perlu mengetahui karakter murid. Hal itu dapat dilakukan
dengan bertanya dengan guru yang sudah mengajar si murid sebelumnya, namun akan
lebih baik jika kita bisa menggali informasi sendiri dengan cara mengajaknya
ngobrol dengan hal-hal yang general dengan satu topik, dengan catatan take
and give, tidak hanya bertanya saja karena itu akan menimbulkan kesan
interogatif.
Selain itu Bu Dyah juga mengingatkan tentang misi Realia yaitu memberikan
pengalaman kerja kepada mahasiwa, hal ini berkaitan dengan bagaimana kita harus
belajar tentang kemanusiaan, belajar bagaimana kita berinteraksi dengan baik
dalam lingkup sosial, dan akan rugi jika hanya menghitung berapa jam kita
bekerja, karena besok akan ada waktunya kita harus mencari uang.