Writing is the best way to talk without being interrupted (Jules Renard)

Writing is the best way to talk without being interrupted (Jules Renard)
Bienvenue sur mon site

Sabtu, 04 Juli 2015

TENTANG KARAKTER

Hari ini buka-buka file lama, tahun 2012 waktu masih ngajar di Realia. Eh tepatnya masih jadi trainee sih. Selama training kami disuruh membuat laporan kegiatan tiap harinya. Nah hari itu khusus dari Ibu Dyah. Salah satu pendiri sekolah bahasa Realia di Jogja. Daripada file-file tercecer, mending aku simpen di blog. so... ini dia...!


 

Rabu, 13-6-2012 dan kamis, 14-6-2012

Training dengan bu Dyah kali ini mengulas tentang karakter. Karakter yang baik sebagai seorang guru tentunya. Sebagai seorang guru kita harus bisa open-minded, berpikiran terbuka. Ada beberapa hal yang membuat seseorang tidak bisa open-minded, antara lain: merasa benar atas hal yang dimiliki, tidak bisa menerima perubahan, gengsi untuk mengakui ada yang lain yang lebih bagus  dari miliknya, tidak mengetahui sisi positif yang bisa dia dapat dari hal baru tersebut, dan merasa tidak mampu menerima hal baru.

Dalam training tersebut kami diminta untuk menilai diri sendiri dan teman yang lain. Apakah kami sudah open-minded atau belum. Masing-masing dari kami mencoba menilai diri sendiri. Untuk saya pribadi,saya bisa open-minded, namun ada hal yang saya rasa masih menjadi kendala dalam kinerja sebagai seorang guru,yaitu sering kali saya merasa tidak mampu dan minder. Dalam training tersebut saya berusaha menjelaskan apa yang saya rasakan selama ini, seperti apa yang bu Dyah amati bahwa saya banyak diam daripada teman yang lain. Saya menjelaskan bahwa saya banyak diam bukan karena malu, tetapi karena terkadang sulit untuk mengungkapkan apa yang sudah terkonsep dalam pikiran, adanya perasaan takut diejek teman ketika saya berbicara hal-hal yang tidak mutu, dan bahkan saya diam memang karena tidak ada ide sama sekali untuk bicara. Ada beberapa masukan dari Bu Dyah untuk mengatasi hal itu, antara lain, tidak usah takut terlihat bodoh di hadapan teman. Ada dua pilihan ketika kita tidak mengetahui suatu hal yang dibicarakan orang lain. Kita akan membiarkan diri kita tidak tahu dengan pura-pura sok tahu, atau kita banyak bertanya, dengan tujuan untuk menggali hal yang kita tidak tahu meskipun harus dengan terlihat bodoh. Semua itu ada prosesnya, jadi tak perlu takut, dan teruslah belajar dalam rangka mengembangkan potensi yang ada dalam diri kita. Bu Dyah juga mengatakan perlunya kita peka terhadap sikap seseorang ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, agar merasa nyaman dan merasa dianggap sebagai lawan bicara yang sedang diajak berkomunikasi. Kita harus peka terhadap senyumannya, tatapan matanya, cara duduknya, dll. Amatilah apakah mereka merasa nyaman atau tidak, eye contact sangat penting dalam berkomunikasi, usahakan melihat lawan bicara ketika mengajak bicara bukan melihat ke arah yang lain. Tersenyumpun harus ada batasnya. Jangan tersenyum tanpa alasan yang jelas , dalam artian harus ada konteks. karena kadang hal itu akan membuat orang lain merasa tidak nyaman dan berpikir tentang maksud dari senyuman yang “tidak ada konteks”. Sesuatu yang too much itu tidak baik, sehinggakita  harus pandai-pandai memporsikannya dalam situasi yang tepat.

Training hari jum’at membahas tentang murid realia yang kebanyakan berumur sekitar 25-40, dimana umur itu masuk kategori dewasa. Hal yang membedakan antara anak-anak dan dewasa antara lain, orang yang dewasa mempunyai pengalaman dan pendidikan yang lebih banyak dari pada anak-anak, cara berpikir dan prinsip juga akan beberbeda. Hal itu akan mempengaruhi cara dalam proses pembelajaran dari segi metode, strategi pembelajaran, dan pendekatan. Dalam proses pembelajaran, orang dewasa akan cenderung tidak mau diperintah, jadi guru harus dapat mensiasati agar tidak terkesan memerintah, bisa dengan dialog seperti ngobrol biasa namun bisa mencover target pembelajaran pada saat itu.

Seorang guru juga perlu mengetahui karakter murid. Hal itu dapat dilakukan dengan bertanya dengan guru yang sudah mengajar si murid sebelumnya, namun akan lebih baik jika kita bisa menggali informasi sendiri dengan cara mengajaknya ngobrol dengan hal-hal yang general dengan satu topik, dengan catatan take and give, tidak hanya bertanya saja karena itu akan menimbulkan kesan interogatif.

Selain itu Bu Dyah juga mengingatkan tentang misi Realia yaitu memberikan pengalaman kerja kepada mahasiwa, hal ini berkaitan dengan bagaimana kita harus belajar tentang kemanusiaan, belajar bagaimana kita berinteraksi dengan baik dalam lingkup sosial, dan akan rugi jika hanya menghitung berapa jam kita bekerja, karena besok akan ada waktunya kita harus mencari uang.