Writing is the best way to talk without being interrupted (Jules Renard)

Writing is the best way to talk without being interrupted (Jules Renard)
Bienvenue sur mon site

Rabu, 08 April 2015

PARIS, THE PLACE I DREAMED OFF!

                                              

Paris, 24 September 2014
Masih seperti mimpi!
Ketika pesawat mendarat  di bandara Charles de Gaulle Paris hatikupun berdebar, terharu dan tidak henti-hentinya mengucap rasa syukur dalam hati. Satu persatu mimpi-mimpiku terwujud, doaku terkabul. Lalu nikmat apalagi yang engkau dustakan? Rasanya tak ada lagi alasan untuk tidak mensyukuri semua ini.

Tak bisa dipungkiri memang, mataku sempat berkaca-kaca ketika pesawat take off dari bandara Adi Sutjipto Yogyakarta.  Hari itu hari yang membahagiakan juga sekaligus menyedihkan. Menyenangkan karena akhirnya mimpiku pergi ke Prancis terealisasi dan menyedihkan karena lagi lagi aku harus jauh dari keluarga, teman, dan orang-orang tersayang. It’s always hard to say good bye! Dan akupun memang tak mengatakan kata perpisahan. Satu persatu ku peluk untuk meminta doa restu seriring dengan doa semoga kami bisa dipertemukan lagi tahun depan dengan keadaan yang lebih membahagiakan. Tak luput kusalami tangan-tangan mungil yang ikut mengantarkanku ke bandara siang itu. Tangan mungil yang suka iseng kadang menjengkelkan karena mereka sering sekali ribut karena berebut sesuatu dengan yang lain. Ah! Tapi aku sudah merindukan kalian hai si pemilik tangan mungil. Ya! Mereka keponakan-keponakanku.
Siang itu, 23 September 2014 aku terbang ke Perancis bersama seorang kawan satu kampus dulu di UNY. Mba’ Aceng! Begitulah aku memanggilnya. Awalnya kami berancana membooking tiket pesawat bersama, dengan tujuan agar kami bisa menikmati perjalanan panjang nan melelahkan itu berdua. Namun apa daya, harapan tak sesuai dengan kenyataan. Host family dia sudah membelikan tiket dan singkat cerita dia mendapatkan tiket dengan tempat transit yang berbeda. Well, we can do nothing. Tapi meskipun demikian, kami satu pesawat ketika terbang ke Jakarta.
Perjalanan yang sangat melelahkan. 8 jam terkungkung di dalam pesawat (Jakarta-Abu Dhabi) dan 7 jam lagi (Abu Dhabi-Paris). Tapi kelelahan berangsur-angsur sirna ketika aku menginjakkan kaki di kota Napoleon itu. Melihat tata kota yang indah dari dalam bus Air France dari bandara. Pagi itu aku harus naik bus dari bandara menuju rumah seorang teman di Paris. Dia kakak angkatan di kampus yang saat ini bekerja di kedutaan Indonesia di Paris (keren yah!). Karena hari itu dia sedang bekerja, aku dijemput roomatenya di halte bus di mana bus yang aku tumpangi berhenti. Yes! Akhirnya aku bertemu mas Lutfi di halte. Ingin rasanya buru-buru sampai rumah. Badan yang lengket dan capek membuat aku tak menghiraukan lagi beratnya isi koper yang hampir 30 kg. Naik turun tangga di stasiun metro dengan mengangkat beban seberat itu membuat pundakku mau roboh.Ah sebentar lagi sampai.pikirku! dan sampai juga setelah beberapa menit. Akupun langsung memberi kabar orang rumah. Ketika koneksi internet nyala, bbm, sms, wasap,semuanya berebut minta dibaca. Setelah itu akupun mandi dan waktunya tidur siang…….
Besok petualangan akan dimulai. Berbekal city map dan petunjuk transportasi yang diberikan mas Ari aku akan menjelajah kota ini. “Menjelajah” kota impian. Paris, The city of the Light!!! J
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar