Ketika
setangkai mawar meringkik menjemput impian
Segumpal
derita singgah menepi direlung hati
Tersesat
sepasang romantika berjalan penuh kehampaan
Lenyap
menyisihkan luka beralun dalam sepi
Tergetar
hatiku kerena sebuah kekeliruan
Anganpun
hilang tanpa selang
Menguak
ambisiku yang tersimpan
Menjerat
impian tak terlupakan
Entah
badai atau air mata kebohongan yang bersila
Hanya
saja aku ragu menerima sebuah cobaan
Bahkan
aku tak mampu menatap derita yang layu
dalam vas bunga
Terpaksa
tersenyum anggun tak bermakna tanpa cinta
Bijak
tak jua mampu meredam cinta bengisku
Meski
air tuba mulain nampak di atas kelam
Namun
aku takkan pernah bisa membuka jendela surga
Karena
aku hanya bisa berdiri ditebing kematian
Serta
menyongsong cinta hampa yang terbungkam
(Khusnul Sobihin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar